Saturday, October 3, 2020

SUMBER DAYA GENETIK SAPI LOKAL

Ternak merupakan salah satu sumber daya penghasil pangan hewani yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan sangat penting artinya dalam kehidupan masyarakat. Sebab seekor ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging dan susu disamping hasil ikutan lain, baik berupa pupuk kandang, kulit, jeroan, tulang dan lain sebagainya.

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam hal peternakan sapi potong. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki kekayaan ternak berupa sapi asli dan sapi lokal Indonesia sebagai plasma nutfah. Jenis-jenis sapi tersebut adalah sapi bali dikembangkan oleh BPTU-HPT Denpasar-Bali, sapi aceh dikembangkan oleh BPTU-HPT Indrapuri Aceh, sapi madura dikembangkan oleh BPTU-HPT Pelaihari, sapi pesisir dikembangkan oleh BPTU-HPT Padang Mengatas, dan sapi Peranakan Ongole (PO) yang dikembangkan oleh BPTU-HPT Sembawa Sumatera Selatan.

Ternak lokal didefinisikan sebagai ternak hasil persilangan atau introduksi dari luar yang telah dikembangbiakkan di Indonesia sampai generasi kelima atau lebih yang telah teradaptasi pada lingkungan dan atau manajemen setempat (Ditjennak 2009). Berdasarkan definisi di atas maka sapi PO dapat dikatakan sebagai sapi lokal sedangkan sapi asli Indonesia adalah jenis sapi bali, sapi aceh, sapi Madura dan sapi pesisir.

Keberadaan sapi asli dan sapi lokal tersebut menjadi modal yang sangat penting dalam merekayasa pembentukan bibit ternak sapi unggul yang sesuai dengan kondisi iklim dan lingkungan setempat. Secara genetik sapi lokal memiliki kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang cukup baik dan relatif lebih tahan terhadap penyakit disamping kelebihan lainnya. Disisi lain, sapi lokal tersebut justru memiliki pertumbuhan yang relatif rendah dibandingkan sapi luar (impor).

Potensi pertumbuhan yang dimiliki oleh sapi luar (impor) dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk membentuk jenis sapi unggul lokal Indonesia yang tahan terhadap penyakit dengan kemampuan adaptasi yang baik seperti halnya sapi PO.

Pengkajian terhadap potensi genetik sapi lokal Indonesia harus terus dilakukan sebagai modal dasar dalam pembentukan bibit sapi potong unggulan Indonesia. Ke depan Indonesia harus memiliki minimal 1 (satu) jenis sapi potong lokal yang memiliki produktivitas tinggi sebagai dasar untuk mewujudkan swasembada daging dalam negeri. Swasembada daging hendaknya dapat dicapai dengan peningkatan jumlah dan kualitas sapi lokal Indonesia, bukan dengan mengimpor sapi bakalan dari luar negeri.




 

No comments:

Post a Comment